Meski banyak teori yang beredar di masyarakat mengenai alat pelindung diri untuk virus corona, masker tetap menjadi alat pelindung diri yang paling penting dan tentunya, paling murah.
Baca juga: Pakai Face Shield atau Masker: Mana yang Lebih Aman?
Organisasi Kesehatan Dunia WHO bahkan telah menegaskan bahwa masker harus dipakai di tempat-tempat di mana virus mudah tersebar luas dan masyarakat sulit untuk menerapkan jarak fisik.
Baca juga: Penting! Siap-siap New Normal, Ini 5 Cara Tepat Pakai Masker Kain Tiap Hari
Sementara menurut panduan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada tiga jenis masker yang bisa menjadi APD paling efektif dalam menghadapi wabah virus corona. Yuk, kenali jenis masker yang bagus dan aman ini!
1. Masker Kain
Masker kain dapat digunakan untuk mencegah penularan. Pemilihan masker non-medis ini sekaligus mengantisipasi kelangkaan masker medis yang sempat terjadi.
Masker kain yang baik adalah yang memiliki tiga lapisan, yaitu lapisan non-anyaman tahan air (depan), microfibre melt-blown kain non-anyaman (tengah), dan kain biasa non-tenunan (belakang).
Masker kain, yang biasanya terbuat dari bahan kain katun, linen, atau scuba ini dapat dicuci dan dipakai berkali-kali.
Lalu, siapa saja yang bisa menggunakannya?
Masyarakat umum dalam keadaan sehat
Masker jenis ini bisa digunakan ketika berada di tempat umum dan fasilitas lainnya dengan tetap menjaga jarak aman yakni 1-2 meter.
Namun, jika kamu memiliki kegiatan yang tergolong berbahaya (misalnya melakukan penanganan jenazah dengan protokol covid-19) maka tidak disarankan menggunakan masker kain, melainkan harus menggunakan masker jenis lain dan APD pendukung.
2. Masker Bedah (Surgical Mask)
Masker bedah ini biasanya memiliki tiga lapisan (layer), yaitu lapisan luar kain tanpa anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi, dan lapisan dalam yang menempel langsung dengan kulit yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun bersin.
Dengan lapisan filter ini, masker bedah efektif untuk menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin. Namun lapisan ini bukan untuk memproteksi pernapasan karena tidak bisa melindungi pemakai dari terhirupnya partikel airborne yang lebih kecil.
Siapa yang bisa menggunakan masker bedah?
Masyarakat umum yang menunjukkan gejala flu
Masker bedah dapat mencegah masuknya partikel besar yang berasal dari percikan dan paparan cairan tubuh orang lain saat batuk atau bersin. Ini juga akan mencegah penularan virus lain dari tubuh kamu apabila sedang sakit sehingga tidak menularkan ke orang lain.
Itu sebabnya, masker ini direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukan gejala-gejala flu atau influenza, seperti batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, dan nyeri tenggorokan.
Tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan
Masker medis harus dipergunakan oleh orang-orang yang merawat pasien yang terinfeksi corona di rumah atau orang yang berada di ruangan yang sama.
Bagi petugas kesehatan harus mengenakan masker medis plus peralatan pelindung diri (APD) ketika berhadapan dengan pasien virus corona atau orang yang dicurigai atau dikonfirmasi.
WHO juga merekomendasikan bahwa di daerah dengan penyebaran virus yang meluas, semua orang yang bekerja di bagian klinis dari fasilitas kesehatan harus memakai masker medis.
Warga senior
Berdasarkan rekomendasi WHO, masker seperti ini agar dipergunakan oleh orang yang berusia 60 tahun ke atas atau mereka yang memiliki kondisi penyakit mendasar, harus mengenakan masker medis dalam situasi di mana jarak fisik tidak memungkinkan.
3. Masker N95
Masker N95 adalah jenis masker yang didesain untuk mencegah 95 persen partikel baik besar maupun kecil yang mengandung virus di udara. Umumnya, masker N95 ini digunakan oleh orang yang bekerja atau meneliti di sekitar zat berbahaya atau saat menangani asap akibat kebakaran hutan.
Masker ini merupakan kelompok masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai (disposable) yang tak hanya melindungi pemakai dari paparan cairan dengan ukuran droplet, tapi juga cairan hingga berukuran aerosol. Hal ini disebabkan karena masker jenis ini memiliki face seal fit yang ketat, asalkan terpasang dengan benar.
Meski dianggap paling aman, penggunaaan masker N95 tidak boleh sembarangan. Bagi sebagian orang, penggunaan masker ini dianggap tidak nyaman karena terlalu ketat sehingga membuat sulit bernafas dengan baik. Saat menggunakan masker N95, hidung dan mulut akan tertutupi rapat untuk mencegah adanya celah udara yang mengandung virus masuk.
Siapa yang perlu menggunakan masker jenis ini?
Tenaga kesehatan
Masker ini wajib dikenakan oleh para tenaga kesehatan yang harus kontak erat secara langsung menangani kasus dengan tingkat infeksius yang tinggi seperti pasien positif terinfeksi virus corona.
Apapun masker yang kamu pakai, pastikan untuk selalu mengenakannya, terutama saat berada di ruangan tertutup dengan banyak orang lainnya.
Jangan lupa juga untuk mengonsumsi YOUVIT gummy multivitamin #1gummysetiaphari dengan rasa mix berry yang enak dan praktis dikonsumsi untuk menjaga imunitas tubuhmu.
Comments (0)
Back to Life