Apakah Berjemur Efektif untuk Mencegah COVID-19? Simak Faktanya

Sejak dunia dilanda pandemi virus COVID-19, orang-orang mendadak menyadari pentingnya berjemur di bawah sinar matahari pagi. Mengapa berjemur di bawah sinar matahari pagi penting? Dan apakah benar berjemur bisa mencegah penularan virus COVID-19?

 

Manfaat Berjemur Bagi Kesehatan

 

Menurut Puteri Aisyaffa S. Gz, Nutrition Expert YOUVIT gummy multivitamin, matahari merupakan sumber terbesar dan termurah untuk mensintesis vitamin D di dalam tubuh.

 

“Matahari memang menjadi sumber paparan vitamin D yang tepat dan paling efisien untuk manusia. Tetapi, efisiensi penyerapan vitamin D dari matahari sangat tergantung pada waktu, hari, musim tahun, lintang, warna kulit, dan usia,” tutur Aisya.

 

Dalam beberapa hal, sinar ultra violet bermanfaat bagi manusia yaitu di antaranya untuk mensintesis vitamin D dan juga membunuh bakteri. Itu sebabnya, kini orang-orang beramai-ramai berjemur di sinar matahari pagi.  

 

5 Fakta Penting Tentang Berjemur di Bawah Sinar Matahari 

 

Lalu, apa benar sinar matahari dapat membunuh virus COVID-19? Jam berapa sebaiknya kita berjemur di bawah sinar matahari pagi? Yuk, simak 5 fakta penting tentang berjemur, menurut Aisya berikut ini!

 

 

1. Manusia butuh vitamin D secara alami yang hanya bisa didapatkan dari paparan sinar matahari pagi.

 

Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa level vitamin D lebih rendah ditemukan di area perkotaan dan hampir di seluruh wilayah geografis di Asia. Hal ini disebabkan karena masyarakatnya kerap membatasi aktivitas luar ruang akibat urbanisasi.

 

Selain itu, polusi udara juga menyerap radiasi UVB dan dengan demikian mengurangi jumlah UVB yang mencapai ke bumi.



Meski begitu, vitamin D yang tidak bisa didapat secara alami dapat diperoleh dari pasokan makanan. Mengonsumsi ikan dan jamur (biasanya jamur yang berwarna coklat yang terpapar sinar matahari lebih banyak), merupakan sumber utama vitamin D dalam makanan dan dapat membantu mempertahankan level vitamin D dalam tubuh jika tubuh kekurangan paparan UVB.



Mengapa manusia butuh vitamin D?

 

  • Meningkatkan sel imun dalam tubuh yang efektif dalam melawan virus jahat.
  • Memaksimalkan penyerapan kalsium dalam tubuh.
  • Menghindari kondisi osteoporosis pada wanita.
  • Mempertahankan konsentrasi serum kalsium dengan cara meningkatkan kemampuan usus kecil untuk menyerap kalsium pada makanan. 
  • Mempertahankan kalsium darah pada tingkat jenuh sehingga dapat disimpan dalam tulang sebagai kalsium hidroksiapatit.




2. Saat berjemur, sinar yang paling dibutuhkan kulit adalah sinar UVB.

 

Hal ini dikarenakan UVB hanya masuk hingga ke bagian epidermis kulit (bagian teratas kulit) yang mana hanya akan menimbulkan efek terbakar jika terpapar terlalu lama dan tidak sesuai waktu paparan.

 

Sementara itu, UVA dapat masuk hingga ke lapisan epidermis (bagian lebih dalam dari epidermis) yang mana akan menimbulkan efek kerusakan kulit dan penyakit kulit.


 

3. Jam berjemur yang paling baik adalah pukul 9.00

Intensitas UVB sinar matahari yang rendah adalah pada pukul 07.00 pagi, meningkat pada jam-jam berikutnya sampai dengan pukul 11.00.

 

Setelah pukul 11.00 intensitas ini relatif stabil dan tinggi sampai dengan pukul 14.00 lalu kemudian menurun, dan pada pukul 16.00 mencapai intensitas yang sama dengan pada pukul 07.00.


Itu sebabnya, di negara tropis seperti Indonesia, amannya kamu berjemur pada pukul 09.00 pagi, selama 25 menit, dengan frekuensi sebanyak 3 kali dalam seminggu.

 

4. Berjemur pada saat intensitas UVB berada di tingkat paling tinggi malah berbahaya bagi kulit.

Intensitas UVB tertinggi terjadi pada pukul 11.00 hingga pukul 1 siang.

 

Banyak yang menganggap jika berjemur di saat intensitas UVB sedang tinggi-tingginya, maka vitamin D yang didapatkan secara alami akan lebih banyak. Akan tetapi, paparan pada pukul tersebut membuat kebanyakan orang tidak nyaman dan mengakibatkan kondisi sunburn yang lebih cepat.

 

Oleh karena itu, Aisya menyarankan agar sebaiknya kedua lengan dan bagian muka terpapar sinar matahari pada pukul 9 pagi selama 25 menit dengan frekuensi sebanyak 3 kali dalam seminggu saja.

Sementara itu, sinar matahari di waktu yang terlalu pagi dan terlalu sore sebagian besar mengandung UVA, bukan UVB.

 

Terdapat juga penelitian yang menyatakan bahwa orang dengan kulit gelap memiliki kemampuan untuk mencapai status vitamin D yang cukup dengan terpapar matahari pada waktu yang tepat dan dengan durasi paparan sinar matahari yang memadai.

 

5. Sinar matahari TIDAK DAPAT membunuh virus corona.


Yang benar adalah ketika kita berjemur, tubuh akan mampu mensintesis vitamin D karena paparan UVB-nya. Vitamin D yang terbentuk di dalam tubuh dapat meningkatkan sel imun di dalam tubuh sehingga mampu memaksimalkan pertahanan tubuh terhadap paparan virus.

 

Jadi, penderita COVID-19 tidak akan sembuh hanya dengan berjemur karena sinar matahari tidak berpengaruh pada virus COVID-19. Namun, untuk meningkatkan daya tahan tubuh supaya tidak mudah tertular penyakit, kita perlu vitamin D yang disintesis dari sinar matahari.

 

Comments (0)

Leave a comment