Perbedaan protein nabati dan protein hewani tentunya banyak sekali, karena keduanya merupakan dua jenis protein berbeda yang penting bagi tubuh manusia. Namun masih banyak yang belum mengetahui perbedaan di antara keduanya dan bingung mana yang lebih baik.
Protein berperan dalam pembentukan sel-sel baru dan memelihara sel serta jaringan di dalam tubuh. Terdapat perbedaan antara protein nabati dan hewani, terutama dalam kandungan asam amino. Mari kita bedah satu per satu perbedaan protein nabati dan protein hewani.
Protein Nabati
Protein nabati, seperti tempe, tahu, dan kacang hijau, juga memiliki kebaikan tersendiri. Protein nabati mengandung karbohidrat kompleks, vitamin, mineral, serat makanan, dan zat-zat gizi lainnya yang bermanfaat bagi tubuh. Konsumsi protein nabati dapat membantu menurunkan risiko berbagai penyakit dan kanker, serta memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Protein Hewani
Protein hewani memiliki kandungan asam amino yang lebih lengkap daripada protein nabati. Protein hewani umumnya mengandung sembilan asam amino penting yang diperlukan oleh tubuh. Sumber protein hewani meliputi daging, ikan, telur, dan produk susu. Namun, protein hewani juga biasanya mengandung lemak yang tinggi, sehingga perlu diimbangi dengan sumber protein nabati yang rendah kolesterol dan lemak jenuh.
Perbedaan Protein Nabati dan Protein Hewani
Meskipun terdapat perbedaan dalam kandungan asam amino, baik protein nabati maupun hewani sama-sama penting bagi tubuh. Penting untuk mengonsumsi protein dari berbagai sumber, sehingga tubuh dapat memperoleh asam amino esensial dan non-esensial yang dibutuhkan setiap hari. Konsumsi protein secara seimbang dari sumber nabati dan hewani akan membantu dalam menjalankan berbagai peran penting dalam pembangunan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
Berikut perbedaan protein nabati dan protein hewani dalam beberapa aspek penting:
1. Kandungan Asam Amino
Protein nabati dan hewani mengandung jenis asam amino yang berbeda. Protein hewani cenderung mengandung keseimbangan yang baik antara semua asam amino yang dibutuhkan tubuh. Sumber protein hewani, seperti daging merah, ikan, daging unggas, telur, dan susu, dianggap sebagai sumber protein yang lengkap karena mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Sementara itu, beberapa protein nabati memiliki kandungan asam amino tertentu yang lebih rendah, seperti metionin, triptofan, lisin, dan isoleusin.
-
Kandungan Vitamin dan Mineral
Protein hewani memiliki ragam gizi mikro yang lebih banyak daripada protein nabati. Beberapa zat gizi mikro yang umumnya ditemukan dalam protein hewani termasuk vitamin B12, vitamin D, DHA (asam lemak omega-3), zat besi jenis heme, dan seng. Vitamin B12 terutama ditemukan dalam ikan, daging, unggas, dan produk susu, sementara vitamin D lebih banyak terdapat pada ikan berlemak, telur, dan produk susu. Protein nabati tidak mengandung kolesterol dan asam lemak jenuh seperti yang terdapat pada protein hewani. -
Kesehatan Jantung dan Kolesterol
Protein nabati telah dikaitkan dengan manfaat kesehatan yang lebih baik dalam hal kolesterol baik, kesehatan jantung, dan penurunan risiko diabetes tipe 2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein nabati dapat membantu meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan mengurangi risiko penyakit jantung. Namun, tidak perlu mengurangi porsi protein hewani dari menu sehari-hari, namun menambahkan sumber protein nabati lebih banyak dibandingkan protein hewani dapat menjadi cara yang baik untuk meningkatkan kesehatan.
Kesimpulannya, protein nabati dan hewani memiliki perbedaan dalam kandungan asam amino, vitamin, mineral, serta manfaat kesehatan yang terkait. Keduanya memiliki nilai gizi yang penting bagi tubuh, namun memperhatikan variasi dan keberagaman dalam konsumsi protein menjadi hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh secara seimbang.
Jangan lupa juga mengonsumsi YOUVIT Omega-3 yang bisa dikonsumsi bareng dengan YOUVIT Multivitamin Adults agar kesehatan tubuhmu lebih maksimal. Omega-3 berfungsi untuk kesehatan jantung, otak, mata, serta berperan penting dalam memerangi stres psikologis, lho!